Human Loves Human

About Us

Human Loves Human merupakan gerakan kampanye sosial yang dikampanyekan oleh KontraS. Tujuannya adalah untuk mencegah tindak kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia. Caranya, memberikan inspirasi setiap manusia untuk saling mencintai. Ketidakpedulian pada yang lain, ketidakadilan pada yang lemah, dapat diubah menjadi tenggang rasa dan penghargaan kepada setiap manusia. Selain itu, Human Loves Human juga ingin memperkuat jembatan toleransi agar sikap anti kekerasan dan perdamaian bertebaran di mana-mana. Kekerasan dan perang yang selama ini mengotori arena politik dan budaya diharapkan bisa terkurangi dengan hadirnya pemahaman dalam alam pikir manusia untuk menghargai semua bentuk perbedaan dalam berbagai derajat kehidupan yang disandarkan pada tujuan akhir yakni bagi kebaikan bersama. Dalam mengkampanyekan Human Loves Human, Kontras mengajak Warga sekalian untuk berkolaborasi dalam menyampaikan aspirasi kepada Negara yang tak kunjung menjawab keluhan-keluhan warganya. Kamu bisa menyampaikan aspirasimu dalam bentuk apapun di kolom Aspirasi Warga!

25 tahun setelah Reformasi, 25 tahun pula KontraS turut mengawal situasi demokrasi Indonesia. Namun, Negara tak kunjung memenuhi keadilan yang menjadi angan Warga Indonesia. Negara juga seperti melalaikan kewajibannya untuk melindungi, memenuhi, dan menegakkan hak asasi manusia. Dalam kenyataannya, Yang Negara lakukan hanya memproduksi ketakutan untuk bersuara, dengan tindakan represifitas, pembungkaman, serta diskriminasi. Lalu kalau sudah begini apa yang bisa kita lakukan? Mungkin satu yang pasti, kita bisa ikut menyuarakan keadilan.

Pada 20 Maret, KontraS akan datang ke depan istana Negara untuk langsung mengantarkan pesan keadilan dengan membawa kotak surat yang berisikan dorongan untuk pemenuhan keadilan di Negeri ini. Kamu bisa ikut menyuarakan pesanmu dengan mengisi surat ini. Ayo jadi salah satu suara untuk mendorong keadilan.

Surat tentang Keadilan

Yang Terhormat
                  Presiden RI
                  Bapak Joko Widodo,

Saya merasa hari ini Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Ada berbagai persoalan yang tidak berkesudahan hingga menyudutkan kami sebagai warga sipil.

Pada tahun 1998 setelah Reformasi, dimaknai sebagai runtuhnya rezim otoriter yang mencekam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Setelah berakhirnya otoritarianisme tirani Orde baru, saya, sebagai rakyat Indonesia, dibayangi akan angan-angan tentang kehidupan bernegara yang sarat akan keadilan, demokrasi dan kebebasan saya untuk bisa bersuara akan hal-hal yang tidak benar. Sebentar lagi Indonesia menjajaki 25 tahun Reformasi, namun ironisnya angan-angan tersebut tersapu habis oleh bentuk otoritarianisme baru yang di dalamnya turut ada andil rezim bapak Jokowi. Reformasi sudah mau 25 tahun, tapi hari ini kami masih terus dihadapkan dengan kekerasan, penyiksaan, kesewenang-wenangan, hingga diskriminasi. Pelanggaran demi pelanggaran terus berdatangan tanpa disertai dengan penanganan maupun upaya pemulihan. Selama 25 tahun terakhir, penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM masih terus terombang-ambing di antara pasang-surutnya tegangan politik di Indonesia. Bila boleh saya jabarkan, situasi kebebasan sipil yang semakin memburuk, makin banyak serangan terhadap pembela HAM, Negara kian abai terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, pendekatan represif di Papua yang minim koreksi, minimnya komitmen terhadap instrumen HAM internasional dan janji-janji politik yang kerap disampaikan bapak Jokowi pun begitu saja Bapak abaikan. Ditambah suara kami dinihilkan oleh Pejabat publik yang suka-suka dalam membuat peraturan. Padahal kami yang harus menjalani peraturan-peraturan tersebut Pak, aneh sekali jika suara kami hanya dianggap angin lewat semata.

Maka dari itu, kami ingin menyampai bahwa ……..

Semoga pesan ini bisa sampai ke bapak Jokowi selaku pemimpin Negara ini. Dan semoga pesan sederhana ini bisa membawa sedikit kemajuan untuk Keadilan di Negeri ini.

Salam,

(nama)